Saat ini mereka berempat sedang berkumpul di apartemen Dafa, bermain poker. Tedi dan Dafa sudah kalah, tinggal Haris dan Ganjar. Mereka sepakat memasang taruhan. Uniknya taruhan kali ini, barang yang dipertaruhkan harus yang diinginkan pihak lawan. Ganjar meminta satu anak perusahaan Haris jika menang, dan jika Haris menang, ia meminta istri Ganjar melayaninya sehari semalam. Tedi dan Dafa terkejut dengan keinginan Haris, sedang Ganjar terlihat santai.
"Gue sudah nggak cinta lagi sama dia Daf, sekalian aja gue taruhin, lumayan kan kalau menang, gue dapat salah satu anak perusahaannya Haris, bisa bayar hutang-hutang gue," ujar Ganjar dengan entengnya.
"Brengsek lo Jar! Dimana hati nurani lo hah? Anak orang lo rusak begini," geram Dafa, tangannya meremas kerah kemeja Ganjar.
"Sudah Daf, jangan bicara soal moral. Istri, istri gue, lo nggak usah ikut campur, gue kan nggak pernah ngurusin urusan lo!" sengit Ganjar sambil melepaskan tangan Dafa dari kerahnya.
Sementara itu di bangkunya Tedi memandang Haris dengan tatapan membunuh, "Don't do this Ris! Sasha nggak bersalah, kalau lo mau hukum Ganjar pakai cara lain," bisiknya.
"I know what I'm doing Ted, stay out of this!" seru Haris. Ada kilat kemarahan di matanya.
"So, what's it gonna be Jar? Are you in or out?" tanya Haris dengan senyum yang sulit diartikan.
"I'm in Ris!" seru Ganjar dengan yakin, sambil berjalan kembali ke tempat duduknya.
Tedi dan Dafa hanya bisa saling berpandangan dengan pasrah.
Buku ini bisa didapatkan di: Novi Rizanty novi_mandiri@yahoo.com
0 komentar:
Posting Komentar